Minggu, 14 Desember 2014

Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar

1.     Pengertian Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah tentang masalah-masalah social, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu social seperti; sejarah, ekonomi, geografi social, antropologi, sosiologi, psikologi social.

2.     Tujuan Ilmu Sosial Dasar
Ø  Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan social dan masalah-masalah social yang ada dalam masyarakat.
Ø  Peka terhadap masalah-masalah social dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
Ø  Menyadari bahwa setiap masalah social yang timbul dalam masyarakat selalu berisfat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya secara kritis-interdisipliner.
Ø  Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah social yang timbul dalam masyarakat.

3.     Kelompok-kelompok ilmu pengetahuan
Ø  Natural Sciences (Ilmu-Ilmu Alamiah), meliputi: Fisika, Kimia, Astronomi, Biologi dan lain-lain.
Ø  Sosial Sciences (Ilmu-Ilmu Sosial) meliputi: Sosiologi, Ekonomi, Politik Antropologi, Sejarah, Psikologi, Geografi dan lain-lain.
Ø Humanities (Ilmu-Ilmu Budaya) meliputi: Bahasa, Agama, Kesusastraan, Kesenian dan lain-lain.

4.     Persamaan antara Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ø  Merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan/pengajaran.
Ø  Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
Ø  Mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan social dan masalah social.

5.     Perbedaan antara Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ø  Ilmu Sosial Dasar (ISD) diberikan di Perguruan Tinggi, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diberikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.
Ø  Ilmu Sosial Dasar (ISD) merupakan satu matakuliah tunggal, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah lanjutan).
Ø  Ilmu Sosial Dasar (ISD) diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diarahkan kepada pembentuka pengetahuan dan keterampilan intelektual.

                  Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
1.     Faktor-faktor Demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk
        I.       Natalitas adalah tingkat pertambahan anak yang dihitung dari jumlah kelahiran setiap seribu penduduk dalam satu tahun.
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas):
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
• Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
• Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas):
• Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
• Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
• Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
• Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.

      II.            Mortalitas adalah jumlah kematian pertahun perseribu penduduk, tingkat kematian secara kasar disebut Crude Date Rate (CDR)
Faktor pendukung kematian (pro mortalitas):
·         Sarana kesehatan yang kurang memadai.
·         Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
·         Terjadinya berbagai bencana alam
·         Terjadinya peperangan
·         Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industry
·         - Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
 Faktor penghambat kematian (anti mortalitas):
·         Lingkungan hidup sehat.
·         Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
·         Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
·         Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
·         Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.

2.   Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
1)      Migrasi Internasional dibagi menjadi tiga , yaitu :
·         Imigrasi, yaitu Masuknya penduduk ke suatu Negara.
·         Emigrasi, yaitu Keluarnya penduduk ke negara lain.
·         Remigrasi, yaitu Kembalinya penduduk ke Negara.
2)      Migrasi Nasional dibagi menjadi empat , yaitu :
·         Urbanisasi, yaitu Dari Desa ke Kota.
·         Transmigrasi, yaitu Dari Pulau ke Pulau.
·         Ruralisasi, yaitu Dari Kota ke Desa.
·         Evakuasi, yaitu Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman.

3.     Sruktur Penduduk
Sruktur Penduduk atau Komposisi penduduk adalah dimana suatu Negara yang mempunyai wilayah yang luas dan memiliki banyak penduduk didalam satu Negara tersebut, dari banyaknya penduduk tersebut akan dikelompokan berdasarkan kriteria tertentu.
Struktur penduduk terdiri dari 3 jenis, yaitu :
·         Piramida Penduduk Muda : Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita lihat pada negara – negara yang sedang berkembang. Misalnya : India, Brazil dan Indonesia.
·         Piramida Stationer : Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk system ini terdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda dan Skandinavia.
·         Piramida Penduduk Tua : Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian yang kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bisa kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan Perancis.

4.     Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Perkembangan budaya Indonesia saat ini sudah mulai terkikis perlahan-perlahan seiring dengan perkembangan zaman yang lebih maju dan modern, saat ini banyak masyarakat secara perlahan meninggalkan budaya lokal atau tradisional dan lebih memilih budaya yang lebih modern. Ini terjadi karena adanya proses perubahan social seperti Akultursi dan Asimilasi. 
a.      Akulturasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat diterima dan diolah dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kebudayaan yang ada.
b.      Asimilasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. 

Faktor-faktor Pendorong Hilangnya Budaya Indonesia:
-  Masuknya Budaya Asing
Budaya asing saat ini banyak mewarnai budaya Indonesia, masuknya budaya asing dinilai sebagai salah satu penyebabnya. Contoh masuknya budaya asing terjadi pada:
1. Cara Berpakaian
Sekarang ini masyarakat Indonesia lebih menyukai berpakaian yang lebih terbuka seperti bangsa barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa Indonesia yang dianggap berpakaian lebih sopan dan tertutup.
2. Alat Musik
Perkembangan alat musik saat ini juga dibanjiri dengan masuknya budaya asing, kita dapat mengambil contoh dari kebudayaan asli betawi di Jakarta, pada saat ini sudah tidak ada lagi terdengar alat musik Tanjidor musik khas dari tanah Betawi, saat ini yang sering kita dengar adalah alat-alat musik modern yang biasanya menggunakan tenaga listrik.
3. Permainan Tradisional
Bahkan masuknya budaya asing juga mempengaruhi permainan tradisional, seperti permainan gangsing atau mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, pada saat ini sudah jarang kita temukan, yang saat ini kita temukan adalah produk-produk permainan yang berasal dari Cina, seperti mainan mobil remote control yang berbahan baku besi atau plastic.
-  Kurangnya Kesadaran
Bangsa Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara mempertahankan nilai-nilai budaya, saat ini masyarakat kita tidak peduli budaya yang masuk itu dapat merusak atau tidak, namun pada kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang menerima budaya asing dibandingkan melestarikan budaya local atau tradisional, yang sebenarnya dapat mengakibatkan hilangnya budaya Indonesia.
-  Kemajuan Teknologi dan Peralatan Hidup
Kemajuan teknologi juga sebagai pendorong hilangnya budaya Indonesia, contohnya adalah pada saat ini banyak seseorang yang dituntut untuk dapat bekerja secara cepat dan efisien, maka seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk mendukung pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan tradisional yang labih lambat.
Akhir-akhir ini indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat luar lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan masyarakat indonesia.
Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang memicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .

5.     Kebudayaan Barat
Kebudayaan Barat yang ditulis sebagai western culture adalah himpunan sastra, sains, politik, serta prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya dari peradaban lain. Awal kebudayaan barat masuk ke negara tercinta ini ketika kaum kolonialisme atau penjajah manggedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahhan kolonialisme Belanda, tanah air Indonesia telah dijajah selama 350 tahun. DI pusat kekuasaan pemerintah Belanda, di kota-kota provinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat. Dalam kurun waktu itu juga, di kota-kota pusat pemerintahan terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial. Lapisan sosial pertama,terdiri dari kaum buruh dari berbagai lapangan pekerjaan. Lapisan kedua, adalah kaum pegawai. Dalam lapisan sosial kedua inilah pendidikan Barat di sekolah-sekolah dan kemampuan atau kemahiran bahasa Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial.
Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut umumnya telah dikumpulkan dalam konon barat. Istilah ini juga telah dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benua Amerika dan Australia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat.
Ada 3 ciri dominan dalam Kebudaya Barat:
·          “Penghargaan terhadap martabat manusia”. Hal ini bisa dilihat pada nilai-nilai seperti: demokrasi, institusi sosial, dan kesejahteraan ekonomi.
·          “Kebebasan”. Di Barat anak-anak berbicara terbuka di depan orang dewasa, orang-orang berpakaian menurut selera masing-masing, mengemukakan pendapat secara bebas, dan tidak membedakan status sosial dan sebagainya.
·          “Penciptaan dan pemanfaatan teknologi” seperti pesawat jet,
satelit, televisi, telepon, listrik, komputer dan sebagainya. Orang Barat menekankan logika dan ilmu serta cenderung aktif dan analitis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar